Penggunaan bahan bakar minyak tanah yang telah akrab dengan masyarakat kalangan menengah ke bawah di daerah ku kini telah bergeser dari peredarannya. Hal ini terasa sejak adanya konversi gas pertengahan tahun yang lalu, di mana penggunaan minyak tanah sebagai bahan bakar untuk rumah tangga ( untuk memasak ) diganti dengan bahan bakar gas
Sebenarnya sebagian masyarakat, ada yang ingin bertahan menggunakan bahan bakar minyak tanah dengan beberapa alasan ada yang belum siap, takut meledak dan sebagainya.
Kini setelah konversi gas berlangsung perlahan -lahan minyak tanah mulai langka. Para penjual baik sebagai distributor maupun pengecer jarang ada yang menjual minyak tanah, meskipun ada hanya kecil sekali dan itupun dengan harga yang mahal melebihi harga bensin, 1 liter bensin Rp 5.000,- sedangkan minyak tanah 1 liter Rp 6.000,-. Kelangkaan dan kenaikan harga minyak tanah yang begitu mencolok membuat gundah sebagian masyarakat yang belum siap menggunakan gas. Bagi mereka yang tinggal di desa penggunaan bahan bakar kayu menjadi alternatif. Di desa masih banyak pepohonan, mereka menggunakan dahan dan ranting yang kering sebagai bahan bakar alternatif untuk memasak.
The Count of Monte Cristo
15 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar